Minggu, 18 Januari 2009

Nama : Nafi’ Nur Setyaningsih

NIM : H 0105019

Tugas : Kemandirian Profesi “Hidroponik”

1. Macam system hidroponik yang dilakukan dalam praktikum

a. Sistem Hidroponik Substrat

v Karakteristik:

Sistem hidroponik substrat merupakan metode budidaya tanaman dimana akar tanaman tumbuh pada media porus selain tanah yang dialiri larutan nutrisi sehingga memungkinkan tanaman memperoleh air, nutrisi, dan oksigen secara cukup.

- dapat menyerap dan menghantarkan air

- tidak mempengaruhi pH air

- tidak berubah warna

- tidak mudah lapuk

v Teknik:

- Memilih substrat yang sesuai dengan tanaman yang akan dibudidayakan. Misalnya: arang sekam, pasir, pecahan batu bata

- Bila menggunakan lebih dari satu macam substrat, maka harus dilakukan perbandingan yang sesuai. Misalnya sustrat pasir dan arang sekam dengan perbandingan 1:1

- Memasukkan substrat pada pot/polybag

- Menanam bibit tanaman yang disediakan pada pot/polybag

- Merendam pot/polybag tersebut dalam wadah yang berisi nutrisi sedalam ± 5 cm

v Skema:

v Kelebihan:

- Tanaman dapat berdiri lebih tegak

- Kebutuhan nutrisi mudah untuk dipantau

- Biaya operasional tidak terlalu besar

v Kekurangan:

- Populasi tanaman tidak terlalu banyak

- Terlalu banyak menggunakan wadah

- Mudah ditumbuhi lumut

b. Rakit Apung (FHS)

v Karakteristik :

Rakit apung atau Floating hidroponik sistem (FHS) adalah salah satu sistem budidaya secara hidroponik tanaman (sayuran, terutama) dengan cara menanam tanaman pada lubang styrofoam yang mengapung di atas permukaan larutan nutrisi dalam bak penampung atau kolam sehingga akar tanaman terendam dalam larutan nutrisi. Pada sistem ini larutan tidak disirkulasikan, namun dibiarkan tergenang dan ditempatkan dalam suatu wadah tertentu untuk menampung larutan tersebut, sehingga sangat cocok digunakan di daerah yang belum dialiri listrik.

v Teknik:

- Menyiapkan bibit tanaman berumur sekitar 2 minggu

- Melubangi sterofoam sesuai jarak tanam

- Menempatkan tanaman pada lubang sterofoam dengan dibalut spon terlebih dahulu agar tidak lepas dari lubang

- Meletakkan sterofoam pada bak apung yang telah diberi larutan nutrisi

v Skema:

Bak apung dapat berbentuk permanen atau plastik. Lebar dan panjang sterofoam disesuaikan dengan bak sampai seluruh permukaan nutrisi sebisa mungkin tertutup oleh sterofoam. Hal ini untuk menanggulangi tumbuhnya lumut di dalam nutrisi tersebut. Jarak tanam juga disesuaikan dengan lebar dan panjang sterofoam dan populasi tanaman yang diinginkan.

v Kelebihan :

- Dapat memanfaatkan lahan sempit

- Merupakan sistem hidroponik yang paling mudah dan sederhana

- Tidak memerlukan keahlian mendalam

- Hemat listrik

v Kekurangan :

- Kemungkinkan tanaman akan kekurangan oksigen

- Cepat terjadi peningkatan suhu

- Memerlukan pemantauan pH dan kepekatan lebih rutin

- Pertumbuhan akar sering terganggu.


c. NFT (Nutrient Film Technique)

v Karakteristik:

Hidroponik sistem NFT merupakan salah satu sistem hidroponik dengan mempergunakan air sebagai medianya, yaitu air yang sudah mengandung larutan nutrien atau pupuk dialirkan selama 24 jam atau dengan menentukan jangka waktu tertentu. Akar tanaman terendam sebagian dalam air tersebut sedalam lebih kurang 3 mm (mirip film). Dengan teknik ini reaksi tanaman terhadap perubahan formula pupuk dapat segera terlihat. Air yang mengandung pupuk dialirkan dengan bantuan pompa listrik, jadi listrik harus tersuplai selama 24 jam.

v Teknik:

- Menyiapkan bibit tanaman berumur sekitar 2 minggu

- Menyiapkan rangkaian alat NFT

- Memberi substrat (kerikil, pecahan batu bata, kertas) di dalam talang

- Menyalakan pompa air pemompa larutan nutrisi

- Melubangi sterofoam sesuai jarak tanam

- Menempatkan tanaman pada lubang sterofoam dengan dibalut spon terlebih dahulu agar tidak lepas dari lubang

- Meletakkan sterofoam pada talang rangakaian NFT tersebut

v Skema:

Rangkaian peralatan NFT terdiri dari:

- Pipa pralon

- Besi penyangga

- Pompa air

- Talang



Besi penyangga dibentuk seperti rak dengan kemiringan 5%. Kemudian talang ditempatkan pada besi penyangga tersebut. Pada ujung talang yang berada di bawah diberi lubang keluarnya nutrisi. Pralon disambungakan dengan pompa hingga ujung talang yang berada di atas. Pipa pralon yang di atas berfungsi sebagai pemasok nutrisi sehingga dibuat horisontal yang berlubang-lubang seperti air mancur, satu talang terdapat satu pancuran nutrisi. Pompa berada pada bak penampung keluarnya nutrisi dari talang.

v Kelebihan:

- Pertumbuhan tanaman lebih baik, karena terdapat sirkulasi yang baik pada bagian akar

- Penggunaan nutrisi lebih efisien

v Kekurangan:

- Tidak cocok digunakan pada daerah yang belum dialiri listrik

- Memerlukan tenaga ahli

- Memerlukan kecermatan dan pemantauan aliran nutrisi

- Butuh supplai listrik terus menerus

- Bila terjadi infeksi penyakit terhadap satu tanaman, maka seluruh tanaman akan tertular dalam waktu singkat.

- Butuh investasi awal besar

d. Ebb and flow (sistem pasang surut)

v Karakteristik:

Edd and flow atau sistem hidroponik pasang surut merupakan salah satu sistem budidaya tanaman secara hidroponik yang dalam pemberian nutrisinya secara pasang surut. Dalam rangkaian sistem ini dilengkapi denga timer (penghitung waktu) pemberian nutrisi. Sehingga adakalanya tanaman terendam nutrisi dan adakalanya nutrisi tersebut surut kembali.

v Teknik:

- Tanaman ditanam di dalam pot dan diletakkan dalam suatu bak.

- Bak digenangi dan dikeringkan dengan larutan nutrisi secara bergantiansehingga komposisi larutan nutrisi dan oksigen seimbang

- Cara penggenangan dan pengeringan:

o Manual

o Otomatis dengan pengatur waktu (timer)

o Otomatis maupun sensor kadar lengas

v Skema:

v Kelebihan:

- Lebih hemat nutrisi

- Dapat digunakan sebagai penghias ruangan

v Kekurangan:

- Rangkaiannya rumit

- Membutuhkan tenaga ahli untuk menanganinya

- Membutuhkan kecermatan lebih tinggi dalam pemeliharaan

e. Aeroponik

v Karakteristik:

Aeroponik merupakan cara bercocok tanam dimana akar tanaman tergantung di udara dan disemprot dengan larutan nutrisi secara terus menerus.

2. Keuntungan menggunakan sistem hidroponik dibanding cara konvensional

a. Tidak memerlukan lahan yang luas, dapat diusahakan di lahan sempit

b. Populasi tanaman lebih banyak, sehingga hasil yang didapat juga lebih banyak

c. Kebersihan produk yang dihasilkan lebih terjamin

d. Tidak ada masalah berat (pengolahan tanah dan gulma)

e. Air dan pupuk sangat efisien,

f. Tidak tergantung musim

g. Kualitas produksi tinggi

h. Produktivitas tanaman lebih tinggi

i. Mudah diseleksi dan dikontrol

3. Kerugian menggunakan sistem hidroponik dibanding cara konvensional

a. Membutuhkan biaya operasional yang besar

b. Resiko ketidakberhasilan lebih tinggi

c. Harus menggunakan tenaga kerja yang ahli di bidang hidroponik

4. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan larutan

a. Unsur yang dibutuhkan tanaman

b. Konsentrasi larutan

c. Kepekatan larutan

d. Dosis

e. Suhu larutan

f. pH larutan

5. Prinsip pembuatan rumah kaca pada daerah tropis

a. Suhu

Kondisi suhu di dalam rumah kaca sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan di dalamnya. Untuk itu bentuk rumah kaca harus sesuai sehingga tidak menimbulkan peningkatan suhu yang menjadikan penghambat pertumbuhan tanaman.

b. Kelembaban

Kelembaban sangat dipengaruhi oleh suhu. Kelembaban di sini akan berpengaruh terhadap proses-proses yang berlangsung di dalam pertumbuhan tanaman. Untuk itu, dalam pembuatan rumah kaca harus diketahui apakah kelembaban yang terbentuk telah sesuai dengan syarat tumbuh tanaman, bila belum hendaknya perlu ditambahkan peralatan-peralatan yang mendukung kestabilan kelembaban.

c. Arah mata angin

Arah mata angin sangat berarti dalam pembuatan rumah kaca. Penentuan bagaimana bentuk rumah kaca hendaknya diperhatikan juga dari mana cahaya matahari dapat masuk dengan sempurna dan masuknya angin

d. Sirkulasi udara

Yang sangat perlu diperhatikan dalam pembuatan rumah kaca adalah sistem sirkulasi udara. Hal ini diperlukan perhatian khusus karena pada saat budidaya tanaman berlangsung, akan terjadi peningkatan suhu, sehingga diperlukan pula sistem sirkulasi udara yang sesuai.

e. Bentang alam

Dalam pembuatan rumah kaca, tentunya hal pertama yang harus dilihat adalah kondisi betang alam apakah kondisinya datar, miring, atau berundak-undak. Hal ini akan menjadi poin penentuan bagaimana bentuk rumah kaca yang sesuai

6. Prinsip pengemasan produk hidroponik

a. Jenis produk

Masing-masing produk mempunyai sifat dan kerakteristik sendiri menurut jenisnya, apakah jenis sayuran daun, buah, bunga, atau umbi. Teknik pengemasan yang tepat akan mendukung kualitas produk saat penyimpanan maupun pemasaran.

b. Kondisi pasar

Kemasan harus disesuaikan dengan jenis pasar yakni pasar tradisional, pasar modern (swalayan dan supermarket), atau pasar eksport. Banyak sekali jenis kemasan begitu pula harganya, untuk itu harus disesuaikan dengan kondisi pasar.

c. Sasaran pasar

Sasaran pasar adalah kalangan konsumen pembeli produk hidroponik, apakah kalangan menengah ke bawah atau kalangan menengah ke atas. Bila kemasan terlalu mahal tentu tidak cocok untuk kalangan menengah ke bawah karena harga produk akan relatif lebih mahal juga.

d. Jarak

Jenis dan teknik pengemasan harus disesuaikan dengan jarak gudang penyimpanan produk dengan pasar, bila jarak sangat jauh pengemasan dilakukan lebih ekstra. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas produk hidroponik tetap baik untuk sampai ke pasaran.